Jaringan 5G sudah tersedia di sejumlah negara di berbagai belahan dunia dan beberapa brand juga telah merilis HP terbaru dengan dukungan konektivitas 5G. Meski apa yang ditawarkan 5G sangatlah menjanjikan – sebut saja kecepatan yang 10 kali lipat dari 4G, jaringan yang disiapkan untuk masa depan itu masih ‘belum layak’ bagi banyak orang.
Ericsson memperkirakan jumlah pelanggan 5G di seluruh dunia akan mencapai 190 juta pada akhir 2020. Jumlahnya diprediksi akan meningkat hingga 2,8 miliar pada 2025. Di wilayah Asia Tenggara dan Oseania, 5G diperkirakan mencakup 21 persen pelanggan seluler pada 2025. Hal ini diungkapkan oleh perusahaan telekomunikasi asal Swedia itu dalam laporan tahunannya, Ericsson Mobility Report, edisi Juni 2020.
Perusahaan pembuat chipset, MediaTek, pada bulan lalu resmi mengumumkan system-on-Chip (SoC) Dimensity 820 yang dioptimalkan untuk pengalaman pengguna. Menghadirkan kecepatan 5G ultra-cepat yang diklaim membawa inovasi terbaru MediaTek dalam multimedia, AI, dan pencitraan.
Di tengah pandemi COVID-19, XL Axiata terus melanjutkan proyek fiberisasi jaringan. Pertengahan tahun 2020 ini, sekitar 53% Base Transceiver Station (BTS) dari total target telah terhubung dengan jaringan fiber.
Indosat Ooredoo dan Ericsson menandatangani perjanjian kerja sama lima tahun untuk meluncurkan Ericsson Operations Engine, model yang didorong oleh data Artificial Intelligence (AI) dan berfokus pada konsumen di Indonesia. Mulai Juli 2020, Ericsson akan menerapkan teknologi otomatisasi, machine learning, dan AI untuk meningkatkan kinerja jaringan dan pengalaman pengguna, serta mengelola pusat operasi jaringan Indosat Ooredoo dan kegiatan pemeliharaan lapangan di seluruh Indonesia. Di Indonesia, Indosat Ooredoo dan Ericsson telah memiliki kerja sama sejak lama dalam hal teknologi mencakup 2G, 3G, 4G, dan uji coba 5G secara langsung baru-baru ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar